hari-hari di rumah sepatutnya dimanfaatkan dengan sebaiknya.. hu, cuti dua minggu yang harapnya menjadi recharger iman, emosi dan amal.
masa-masa untuk berfikir dengan lebih tenang. untuk menghaluskan jalan bertemu Allah..
muhasabah..bunyi arab yang cakap senang, nak buatnya.. ya ampunnnn, susah. yah.. kerana harus jujur dengan diri sendiri. sulit sekali kan. harus melihat sisi diri yang penuh kekurangan. mengakui kesilapan adalah part yang paling haru sekali. terkadang rasa seperti menipu diri sendiri bila tak mampu katakan salah pada diri sendiri. bila syaitan bukan main galak mencucuk rasa ragu dan rasa 'tak pe'. saya melawan untuk memenangi perang dalam diri. kalah, buat saya rasa munafiknya ya Allah..ampuni aku...kerana muhasabah ini tak mudah. dan jiwa ini tak mudah dikendalikan kecuali oleh Engkau yang Maha Kuasa dan Maha Tahu tentang urusan hati..
kata pak cik ibnu Qayyim al-Jauziy;
yang berbahaya bagi seorang mukallaf (yang dibebani. baca: yang diberi pertanggungjawaban) adalah bila melalaikan dan meninggalkan muhasabah, berulang-ulang melakukan kekeliruan, dan memandang mudah urusan dan perjalanannya. hal ini akan membawanya kepada kehancuran. dan seperti itulah keadaan orang-orang yang terpedaya dengan dunia. ia menutup matanya dari akibat yang ditanggungnya. ia terus melanjutkan perilakunya yang salah. bersandar dan memohon ampunan. tapi kemudian menganggap remeh muhasabah terhadap jiwanya dan tak mau melihat akibat yang akan diterimanya. jika seseorang melakukan hal ini, akan mudahlah ia terjerembab ke dalam dosa. bahkan ia akan merasa intim dengan dosa dan sulit untuk memutuskan diri dengan dosa..
jom sama-sama merenungkan sikap pak cik al-Ghazali bila bermuhasabah, sering dia mengajak dirinya berdialog dengan jiwanya.
wahai diri, betapa bodohnya engkau. mengatakan memiliki hikmah, kepandaian dan kecerdasan, tapi engkau sebenarnya justeru orang yang paling bodoh dan dungu. tidakkah engkau mentadabburi firman Allah swt:Telah hampir datangnya kepada manusia hari perhitungan amalnya sedang mereka dalam kelalaian, tidak hiraukan persediaan baginya.Tidak datang kepada mereka itu sebarang peringatan yang diturunkan dari Tuhan mereka lepas satu: satu, melainkan mereka memasang telinga mendengarnya sambil mereka mempermain-mainkannya. Dengan keadaan hati mereka leka daripada memahami dan mengamalkan maksudnya. Dan orang-orang yang zalim itu, berbisik-bisik sesama sendiri dengan berkata: "Bukankah (Muhammad) ini hanyalah seorang manusia biasa seperti kamu? Maka patutkah kamu turut hadir mendengar sihir yang dibawanya itu sedang kamu nampak dan mengetahui karutnya?"celakalah engkau wahai diri. jika keberanianmu bermaksiat kepada Allah kerana keyakinanmu bahwa Allah tak melihatmu, bererti kekufuranmu sudah melampaui batas. jika engkau sedar bahawa Allah mengintaimu dan engkau melakukan kemaksiatanmu dan sangat sedikit rasa malumu. jika keimananmu secara lisan sudah terucap, mengapa orang-orang munafiqin yang juga telah menyatakan beriman secara lisan itu ditetapkan di lapoisan terbawah neraka? celakalah engkau wahai diri. engkau tak boleh terpedaya dengan tipuan dunia. jangan terpedaya untuk menjauhi Allah. apa urusanmu dengan urusan orang lain? jangan sia-siakan waktumu. nafasmu telah terhitung batasnya. jika satu tarikan nafas usai, bererti hilang sudah bahagian hidupmu. celakalah dirimu wahai jiwa. tidakkah engkau melihat orang-orang yang sudah lebih dahulu hidup, bagaimana mereka membangun rumah dan meninggikan bangunan, lalu mereka tinggalkan itu semua. duhai jiwa, beramallah mengisi sisa-sisa usiamu yang pendek untuk masa yang panjang. Perbanyaklah beramal di dunia kesedihan untuk mencapai kehidupan yang penuh nikmat dan keabadian.
[al-Anbiya': 1-3]
[Ihya' Ulumuddin]
utrujah: now reading nafas-nafas ruhani by muhammad lili nur aulia, tahajud cinta, and done with bidadari-bidadari syurga (tere-liye) yang buat air mata ni berderai-derai. jadi, jom baca buku!
No comments:
Post a Comment
yang memberi hati